Thursday, July 3, 2008

सस्त्र

ANDE-ANDE LUMUT

Pelaku:

1. Embah Ronda Kempling

2. Klenting Abang

3. Klenting Biru

4. Klenting Kuning

5. Yuyu Kangkang

6. Ande-Ande Lumut

7. Rondo Teles

8. Manuk Cipret

I.

R. K : Eh hem, jadi janda seperti saya ini, janda muda ya seneng, ya senep, senengnya omah sudah besar-besar dan cantik-cantik. Senepnya kalau kemana-mana tidak ada yang gandeng, kemana-mana sendiri, tidur sendiri, wah kanyepen aku.

Lak iyo to penonton ?

Punya anak dua Klenting Abang, dan Klenting Biru jadinya semales sekarang, tiap hari hanya dandan, beli kosmetik yang mahal-mahal, kegiatan putri tidak bisa masak, tidak bisa, cuci males, tidur doyan. Wh betul-betul tidak ( isine bubak ) untung ada klenting kuning rajin bekerja.

K. A : Mbok, apa dandanan saya udah cantik.

K. B Mboh, apa aku juga tambah cantik, aku baru saja krimbat mbok di salonkecantikan JMP Surabaya.

K. A : Saya potong rambut lo mbak di surabaya Plaza, Surabaya Mall.

R. K : Ya anak-anaku kamu tambah cantik-cantik pokok’e di lingkungan sekolah ini tidak ada yang cantik seperti kamu, anak’e sopo

K A : Klenting Kuning dimana mbak?

R.K : Mencuci, biarlah anak jelek itu, apa di gondol wewe, kok belum pulang? Yo kita-kita heppy dulu

II. DUA

K. K : Oh. Cik nelongsone hidup saya ini, mulai pagi sampai petang, selalu harus bekerja, tidak pernah istirahat, mencuci, masak, korah-korah sampai badan capek, tai\pi tak pernah mendapat pujian pakaian tak pernah ganti, Gusti-gusti ubahlah nasib saya gusti, semoga saya ikuti Gusti menjani kehidupan yang berat ini.

Lagu :

III.

RK : Klenting Kuning Umbah-umbah sejak pagi tadi kok belum datang, nyambut gawe apa tidak selesai.

K.A : Dasar, Embak memang Klenting Kuning itu meminta di pecel saja.

K.B : Iya. Dia itu pemale, bagaimana kalu digantung biar kapok.

(Dengan langkah gontai Klenting Kuning datang)

R. K : Ndok! Kamu ikulo mencuci opo kak gak mari-mari dasar, males

Sambil Pegang Rambut )

K.A : Dasar anak ndablek, kamu ini mencuci apa ngelecer, nggak pulang- pulang he Dijenggorno )

K.B : Periksa cuciannya jangan-jangan ada yang di jual

R.K : Yo ndak diperiksa

K.B : (Memeriksa pakaian, menghitung)

K.B : Ada yang hilang, Jarik saya hilang

R.K : Ha Hilang, goblok, ayo cari lagi

IV

K.K : Hem. Kemana saya harus pergi mencari jarik yang hilang, padahal sudah lama, apa tidak kenter kekali , atau sudah tenggelam, kemana pula aku harus minta tolong

B. Cipret : Gog- gak-gak

K.K : siapa itu…………aku takut……………….

B. Cipret : Jangan takut, aku burung cipret, aku mau menolong mu, aku telah menemukan jarik yang kenter di kali.sekarang kamu ambil di kantor dilacinya Pak Nurul

K.K : Terima kasih manuk, atas pertolonganmu, semoga budi baikmu, menjadi amal bagimu manuk.

V

R.K : Anak sudah besar-besar sudah waktunya kawin, tapi sekarang belum ada yang melamar, padahal saya sudah memasang pengumuman dan iklan tapi belum ada yang melamar, ini saya dengar ada pemuda yang ganteng. Ande-ande lumut.

K.B : Embak saya mau unggah-unggahi kae tempat Ande-ande lumut

K.A : Saya juga Embak,aku minta dandan

R.K : Ya sini anakku tak tata pakainmu.

K.B : Mbak dungak no saya diterima ya embak

K.A : Aku juga Embak, semoga aku diterima

R.K : Ya anakku, semogaaaa diterima lamaranmu.

K.K : Embak Yu Klenting Biru dengan Klenting Abang kemana

R.K : Mau unggah-ungahi

K.K : Aku ikut Embak

R..K : Ikut, kamu jelek begini kok ikut

K.K : Biarlah Embak. Aku minta di dandani embak

Aku tetep ikut unggah-unggahi.

R.K : Ya sudah sini tak dandani (Dipupuri wedak kadutan tidak karuan)

K.K : Saya berngkat Embak. Semoga diterima.

R.K : Sudahlah berangkat, Muga-muga tidak diterima wong. Jelek-jelek kok

Minta diterima, hallah

VI.

T. Ojek : - Jadi Tukang ojek seperti saya ini ya seneng ya susah , kalau banyak penumpang wah, seneng. Tapi kalau tidak ada penumpang wah nganggur.

- Lebih susah lagi kalau penumpangnya sudah tua Embak-embak yang sudah buyutan waduh bingung,

Tapi kalau penumpangnya masih muda apalagi cewek yang selebriti seperti Nava Urbach, Desy, tapi kalau minul ya susah juga nggak kuat sepedahku.

K. A : Kita naik opo yu ke tempat Ande-Ande lumut.

K. B : Waduh aku juga enggak tahu, aku sudah capek

T. Ojek : Wah ada cewek cantik-cantik, penumpang apa?

Hai ngojek ya

K. A : Mas tolong dong antar aku ke tempat Ande-ande lumut mau unggah-unggahi, berapa ongkosnya ?

K. B : Aku juga lo mas, berapa ongkosnya, bandrex ?

T. Ojek : Hele-hele, untuk apa aku ongkos duit, nggak mau ah

K. A : Minta ongkos apa ?

VII

T. Ojek : Ha ha ha ………….Ya minta ongkos pilus, pipimu yang alus dan mulus

K. A : Wah, jangan ah!

T. Ojek : kalau ga’ mau yo silahkan jalan masih jauh dari sini, masih 5 kg lebih 3 ons.

K. B : Ya sudahlah ga’ pa pa tapi ojo nemen-nemen.

T. Ojek : Silahkan naik tak bandrex. (Nyetater sepeda kecil)

K. K : Oh kok sepi, ga’ ada tukang ojek, naik gledekan ga’ ada, naik becak ga’ ada.

T. Ojek : Hai, mau kemana?

K. K : Antarkan aku ketempat Ande-Ande lumut.

T. Ojek : Tak mau ah, kamu jelek ambune basin, mambu WC, Petes,Trasi.

K.k : Menghina Ya, kalau kamu tak mau awas sepedamu kempes, mogok

T. Ojek : Jangan, tak antarkan, tapi jangan mefet-mefet ambune basin.

VIII

Hidup sebagai janda, didesa tapi seneng, apalagi semenjak aku dieloki Ande-Ande lumut, orangnya ganteng, gagah, rajin nyambut gawe, banyak gadis-gadis yang ungah-unggahi, tapi kok belum ada yang cocok, padahal ya cantik-cantik, ya ga’ tahu maunya ya sudah

Permisi ! apa betul disini tempat Ande-Ande lumut

Betul nak, kamu ini siapa, rumahmu dimana, perlumu apa ?

Saya klenting Abang, rumah saya Ngayung, saya mau unggah-unggahi Ande-ande Lumut.

R. Teles :

K. A :

R. Teles :

K.A :

K. B : Saya Klenting Biru rumah saya Ngayung, saya mau unggah-anggahi Ande-ande Lumut.

R.Teles : Begini ndok ya, tak takokno yo kamu denger sendiri jawabanya diterima atau tidak.

Putraku Si Ande-ande lumut temuruno ana putri Ngah-unggahi putrine kang ayu rupane, Klenting abang kang dadi asmane.

Ande2 Lumut : Bu sibu kulo mboten purun, Bu sibu kulo mboten medon senajan ayu neng sisane tukang ojek.

R. Teles : Putraku Si Ande-ande lumut temuruna ono putri ngah unggahi putrine kang ayu rupane, Klenting Biru iku kang dadi asmane.

Ande2 Lumut : Bu sibu kulo mboten purun, Bu sibu kulo mboten medon senajan ayu neng sisane tukang ojek.

R. Teles : Kamu denger sendiri lo lamaranmu di tolak ojo gelo yo

K A : Tidak apa-apa kalau begitu aku minta pamit.

K. B :

K. K : Permisi

R. Teles : Kamu siapa, rumahmu dimana, kok ambune cing cua

K. K : Saya Klenting Kuning, rumah saya moro, saya mau unggah-unggahi

R. Teles : La wong yang cantik-cantik aja tidak diterima, kamu yang jelek begini mau unggah-anggahi, apa diterima.

K.K : Ya mencoba mbok semoga diterima .

R. Teles : Ya dengarkan sendiri, tak sampaikan permintaanmu. Putraku Si Ande-ande lumut temuruno ono putri unggah-unggahi. Putrine kok do rupane , Klenting Kuning kang dadi asmane.

Ande2 Lumut : Bu sibu kulo inggih purun , busibu kulo inggih mudun, najan olo nang apik atine.

K.K : Kakang Panji Asmoro Bangun, kok sampeyan kang, aku sudah lama mencari kakang, sejak peperangan di kerajaan terjadi.

Ande2 Lumut : aku juga Dindaku, Dewi Sekartaji, aku kemana-mana mencarimu, naik turun gunung, keluar alas masuk alas. Dindaku.

R. Teles : Lo itu suami istri toh.

Ande2 Lumut : Ya Emboh ya ini istriku Dwi Sekartaji Putri Raja Galuh.

R. Teles : Mohon maaf Putri………….

Semua berjabat tangan

तुलिसन तेemanku

MENGGAPAI SYUKUR

Oleh : M. Arif Rosyidin A.Md

Kata Syukur barangkali sudah begitu intens kita dengar. Baik dari ustadz-ustadz atau kita baca dalam tulisan-tulisan dan artikel religi. Namun sejauh ini implementasi syukur sepertinya belum menjadi bagian dari hidup kita. Seringkali kita mengucapkan kalimat “marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah…..” namun itu merupakan bahasa verbal semata, simbolistik belum menjadi representasi buncahan rasa.buktinya, kita seringkali mengeluh dan “mendemo” tuhan manakalah kita merasa belum puas dengan pemberian tuhan. Berangkat dari fenomena ini penulis mencoba menulis sedikit hal tentang syukur. Meskipun penulis menyadari dirinya sendiri masih jauh dari sikap pandai bersyukur. Namun semoga ini menjadi tulisan yang akan mengundang rahmat Allah dan kemudian mengarunia penulis dan semua pembaca untuk menjadi hamba yang pandai bersyukur.

Syukur secara istilah adalah mengakui dan meyakini segala kenikmatan datangnya dari Allah yang harus diucapkan dengan lisan, diyakini dalam hati dan dibuktikan dengan perbuatan ( iqroru billisan, I’tiqodu bil qolb wa arkanu bil amal ). Syukur menjadi penting artinya karena tingkat kita bersyukur kepada allah akan menjadi bukti kualitas penghambaan kita kepada Allah. ( min alamatul qurb, katsrotu mina syukr ). Syukur menempati posisi yang penting dalam pandangan Allah. Allah begitu mengapresiasi bagi mereka yang mau bersyukur dan sebaliknya allah begitu murka kepada mereka yang mengingkari nikmatnya Dalam firmannya : lainsyakartum la’azidannakum, Walainkafartum inna adzaabi lasyadid- Seaindainya Engkau bersyukur maka nicaya akan kutambah nikmat-nikmatku padamu, dan kalau kau ingkari nikmatku maka sesungguhnya adzabku sangatlah pedih. ( ) Ayat ini selain berfungi sebagai Basyiroh (pemberi kabar gembira bagi mereka yang mau bersyukur dengan tambahan-tambahan nikmat ) sekaligus sebagai Nadliroh (sebagai peringatan dini sebelum mengingkari nikmatNya dengan ancaman Adzab.

BAGAIMANA MENGGAPAI SYUKUR

Memang untuk mencapai kondisi spiritual syukur tidaklah mudah kecuali mereka yang dikarunia Allah dengan Fadlol-fadlol. Tetapi kita sebagai hambanya wajib senantiasa bermujahadah supaya Allah berkenan menurunkan rahmat dan karunianya. Di bawah ini penulis tulis beberapa kiat dan strategi untuk menggapai syukur yang penulis dengar dari beberapa Ulama’ sholeh :

1. Jangan hanya menghitung apa yang hilang dari kita tapi cobalah menghitung juga apa yang kita terima. Misalnya, kalau anda selama ini tidak pernah menghitung nikmat islam dan iman, mulai sekarang nikmat tersebut kita inventaris sebagai kekayaan kita yang paling utama yang balasannya adalah surga. Nah, nikmat ini saja kalau kita “ kurskan” dengan rupiah hasilnya adalah INVALUABLE, tak ternilai. Belum lagi nikmat berupa organ biologis kita lainnya misalnya mata, telinga, tangan dan tentunya masih banyak nikmat-nikmat lainnya. Sayangnya kita seringkali tidak adil. Karena hanya menghitung apa yang hilang dari kita akibatnya kita gampang guncang dan suu’dzon kepada Allah inilah yang dalam istilah psikologi disebut Missing tiles syndrome.

2.Jangan Mencari Pembanding Yang salah. Misalnya kita baru diberi rezeki oleh Allah kemampuan membeli televisi 14inc jangan selalu membandingkan dengan tetangga kita yang sudah bisa membeli televisi 21inc. atau kita baru bisa membeli sepeda motor jangan terpancing dengan tetangga kita yang sudah bisa beli mobil. Hal itu akan membuat kita terstimulasi untuk menyamai dan kalau kita gagal kita bisa kehilangan syukur kita kepada Allah.

3. Kondisikanlah supaya kita senantiasa bisa bersyukur atau ciptakan keadaan yang memungkinkan kita supaya bisa bersyukur. Misalnya : seandainya wajah kita berjerawat, belilah obat jerawat supaya cepat sembuh dan tidak mengeluh lalu bisa senantiasa bersyukur atau seandainya badan kita berpenyakit kulit seperti : kadas, panu cepet-cepetlah beli Kalpanax agar kita tidak sampai mengeluh gara-gara. Panu atau kadas. Syech Hasan Asyadzili, Wali Qutub generasi kedua setelah Syech Abdul Qodir Jaelani pernah memberi petuah :” minumlah kamu susu, tidurlah di atas kasur empuk lalu bersyukurlah itu lebih baik dari pada mengeluh” hal ini menunjukkan bahwah syukur itu adalah suatu perbuatan yang sangat dicintai Allah sebaliknya, mengeluh atau ngersulo adalah perbuatan yang sangat dibenci oleh allah.

4. Janganlah pernah melihat kecilnya pemberian Tapi lihatlah siapa yang memberi.misalnya pekerjaan kita adalah menjual gado-gado dan kebetulan suatu hari mendapat penghasilan yang sedikit. Maka jangan dilihat sedikitnya rezeki tersebut tetapi ingatlah siapa yang memberi Rezeki yaitu Allah SWT—Tuhan sekalian Alam, Sang kholiq, kang murbeng Dumadi. Ironisnya, kita seringkali terbalik. Mendapat penghargaan dari camat saja kita sudah bangga walau hanya selembar kertas sertifikat

5.Senantiasalah meminta pertolongan kepada allah agar kita senantiasa diberi karunia untuk bisa bersyukur. karena pada dasarnya kemampuan itu datangnya hanya dari Allah. Ada satu wirid yang diberikan oleh Rasulullah Kepada sahabatnya yang dicintai yaitu Muadz bin Jabal yang berbunyi : Allahumma ‘Ainni ala dzikrik, wa syukrik, wa khusni ibadatik. Artinya Ya Allah tolonglah aku agar senantiasa bisa berdzikir kepadamu, bersyukur kepadamu dan bisa beribadah secara ihsan. Sebenarnya masih banyak model-model doa lain supaya kita dikarunia kemampuan bersyukur, wirid di atas hanyalah satu dari sekian wirid matsur dari Rasulullah.

Demikianlah apa yang dapat penulis sampaikan dalam tulisan sederhana ini semoga menjadi ilmu yang manfaat dan barokah.dan kita semua dirahmati allah agar menjadi hamba-hambanya yang pandai bersyukur. Astaghfirullahal adzim min qoulin bila amalin